Tuesday, February 11, 2014

Parabolic SAR

Pada tahun 1978 dalam bukunya "New Concepts in Technical Trading", J Welles Wilder memperkenalkan Parabolic SAR ( disingkat hanya dengan SAR saja )bersama dengan RSI sebagai salah satu indikator utama dalam trading. SAR sendiri merupakan kependekan dari Stop And Reverse yang kurang lebih diartikan sebagai indikator penentu titik Stop Loss dalam bertrading.

Selama ini kita telah mengenal indikator yang hanya terfokus pada bagaimana menangkap awal dari sebuah trend yang baru. Meski penting bagi kita untuk mengidentifikasi trend yang baru, namun tahu di mana sebuah trend akan berakhir juga sama pentingnya. Trading akan terasa sempurna bila kita tahu, kapan waktu yang pas untuk melakukan entry dan exit.

Ada satu indikator yang bisa membantu kita untuk menentukan di mana kira-kira sebuah trend akan berakhir adalah Parabolic SAR (Stop And Reversal). Parabolic SAR menggunakan titik atau poin untuk menunjukkan pembalikkan potensial dari pergerakkan harga di dalam grafik.

Kita bisa lihat pada gambar di atas bahwa titik-titik pada grafik bergerak dari bagian bawah candle pada saat uptrend, menuju ke atas candle pada saat trend berbalik menjadi downtrend.

Trading Menggunakan Parabolic SAR

Keunggulan Parabolic SAR adalah dia mudah digunakan, bahkan oleh trader baru.

Cara membaca indikator ini adalah ketika titik-titik ada di bawah candle itu berarti dia memberi sinyal pada kita agar memasang order buy. Sebaliknya, titik-titik seperti semut itu berada di atas candle, hal ini berarti saatnya kita pasang order sell.

Hah!! cuma begitu saja?

Yap! Mudah sekali, kan? Hehehe...

Parabolic SAR bisa jadi adalah indikator yang paling mudah untuk dibaca karena dia hanya memberi gambaran pergerakan harga, apakah naik atau turun. Dengan karakteristik semacam ini, Parabolic SAR cocok digunakan pada market yang sedang trending, mengalami rally panjang, atau downtren.

Jangan pernah sekali-kali menggunakan indikator ini pada market yang choppy, di mana harga bergerak sideways.

Menggunakan Parabolic SAR Untuk Keluar Trade

Selain untuk mengenali akhir dari sebuah trend dan order apa yang mestinya dipasang, kita juga bisa menggunakan Parabolic SAR untuk menentukan apakah kita harus close trading kita atau tidak.

Mari lihat bagaimana Parabolic SAR bekerja sebagai sinyal exit trading pada pair EUR/USD:

Pada saat EUR/USD mulai merosot di akhir April, pair ini terlihat seakan tidak akan berhenti sampai dia menyentuh titik dasar neraka. Trader yang sebelumnya sempat melakukan trading tipe short atas pair ini, pasti bertanya-tanya seberapa lama EUR/USD akan lanjut melorot seperti itu.

Di awal Juni, tiga titik terbentuk di akhir harga, memberi sinyal bahwa downtrend telah berakhir dan saatnya untuk keluar (exit) dari trading shorts.

Jika kita dengan keras kepala tidak mau menutup trading karena mengira EUR/USD akan kembali melanjutkan penurunannya, tanpa sadar kita telah menghapus semua profit yang kita dapat, sebab pair ini pada akhirnya akan kembali merangkak naik (bahkan mungkin melambung) ketika mendekati harga 1.3500.

Daftar forex gratis tanpa modal klik disini Get Adobe Flash player

3 comments:

  1. Hello Ya'll,

    I've included a list of the highest ranking forex brokers:
    1. Best Forex Broker
    2. eToro - $50 min. deposit.

    Here is a list of the best forex tools:
    1. ForexTrendy - Recommended Probability Software.
    2. EA Builder - Custom Strategies Autotrading.
    3. Fast FX Profit - Secret Forex Strategy.

    Hopefully these lists are benificial to you.

    ReplyDelete
  2. Halo,
    Perkenalkan, Nama saya siti
    Saya adalah manager development dari ForexMart, Kami melihat website anda dan kami ingin mendiskusikan kerjasama kemitraan dengan Anda.
    Boleh saya minta kontaknya untuk menjelaskan lebih lanjut atau anda bisa langsung menghubungi saya ke kontak saya dibawah ini.

    Sincerely yours
    Siti
    Business Development
    ForexMart
    www.forexmart.com
    siti@forexmart.com
    Skype – siti_0623
    WA - +62 821-1275-7858

    ReplyDelete
  3. Namun dalam kondisi pasar yang sedang ranging atau sideways, Parabolic SAR tergolong lemah dan sering memberikan false signal. Hal inilah yang membuat banyak trader pemula bingung dengan cara menggunakan Parabolic SAR.

    ReplyDelete